MC,Surabaya – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto mengungkap hasil penanganan aksi anarkis berupa perusakan, penjarahan, dan pembakaran fasilitas umum yang terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur. Dalam konferensi pers, Kamis (18/9/2025), Kapolda menegaskan pihaknya telah mengamankan 997 orang sejak 29 Agustus hingga 16 September.
Dari jumlah itu, 582 orang merupakan dewasa, sementara 415 lainnya anak di bawah umur. Sebanyak 682 orang telah dipulangkan, sedangkan 315 orang masih menjalani proses hukum. “Banyak orang tua tidak mengetahui anaknya ikut dalam aksi ini. Kami berharap hal seperti ini tidak terulang kembali,” ujar Irjen Nanang.
Ia menambahkan, aksi anarkis tersebut terjadi di 10 kota, termasuk Sidoarjo, Malang, Jember, dan Kediri. Akibat peristiwa itu, sebanyak 111 warga mengalami luka-luka, 105 personel Polri dan 12 personel TNI turut menjadi korban saat mengamankan aksi. Sementara kerugian materi mencapai Rp256 miliar, terdiri dari Rp42 miliar kerugian Polri dan Rp214 miliar kerugian pemerintah daerah.
Kapolda juga mengingatkan masyarakat agar bijak menggunakan media sosial. Menurutnya, arus informasi yang cepat bisa menimbulkan provokasi dan mengarah pada tindakan kriminal. “Mari kita gunakan media sosial dengan bijak, pilah mana yang baik dan mana yang bisa merugikan. Jangan mudah terprovokasi,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim menjelaskan, di wilayah Sidoarjo polisi mengamankan 40 orang, dengan 18 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. Mereka diduga menyerang petugas serta merusak Pos Polisi Waru, bahkan ada upaya membakar petugas dengan bensin. Salah satu tersangka juga ditemukan memiliki buku-buku berpaham anarkisme.
Polisi memastikan akan terus mengejar aktor intelektual di balik aksi tersebut. “Jejak digital tidak bisa dihapus. Kami akan ungkap jaringan hingga ke akar-akarnya demi menjaga kondusivitas Jawa Timur,” kata Kapolda.



